Tuesday, December 20, 2011

Sejarah Delapan Dewa Abadi (Ba Xian)

Delapan Dewa Abadi (Ba Xian)



Lan Caihe
 Dari kedelapan dewa, Lan Caihe adalah dewa yang paling sedikit memiliki informasi. Umur dan jenis kelaminya tidak di ketahui. Lan biasanya digambarkan dalam pakaian yang tidak jelas, tetapi sering ditampilkan sebagai pemuda atau gadis membawa keranjang bunga yang terbuat dari bambu.

Diceritakan perilaku Lan sering aneh dan eksentrik. Beberapa sumber mengatakan gaun 
Lan Caihe menggunakan gaun biru lusuh, dan dikenal sebagai dewa pelindung para pujangga. Dalam tradisi lain, Lan adalah penyanyi wanita dan memiliki lirik lagu yang dapat memprediksi kejadian masa depan secara akurat.

Dia terbang meninggalkan dunia dengan angsa langit atau burung bangau pergi ke langit. Diceritakan pernah suatu hari ketika berada di sebuah kedai, ia diduga bangun dan pergi ke kamar mandi. Tapi sebelum berangkat pergi dia melepaskan pakaiannya dan terbang dengan burung bangau atau angsa pergi ke langit.



He Xian Gu

He Xian Gu adalah satu-satunya dewa perempuan di antara Delapan 
Dewa.

Sejarah Delapan Dewa Abadi (Ba Xian)

Delapan Dewa Abadi (Ba Xian)



Cao Guojiu

Cao Guojiu adalah Dewa terakhir dari Delapan Dewa. Dia ditampilkan dengan pakaian pejabat resmi dan butiran batu giok. Kadang-kadang ia terlihat memegang alat musik. 
keajaiban butiran batu gioknya adalah dapat memurnikan lingkungan.

Cao Guojiu adalah paman dari seorang Kaisar pada zaman Dinasti Song, yaitu adik terkecil dari janda Ibu Suri Cao. 

Adik Cao Guojiu, Cao Jingzhi adalah pengganggu, tapi tak ada yang berani 
menuntut dia karena koneksi yang kuat, bahkan setelah dia membunuh 
seseorang. Cao Guojiu begitu kewalahan oleh kelakuan adiknya, merasa sedih dan malu. Akhirnya ia mengundurkan diri kantornya dan kembali pulang. 

Suatu hari Zhongli Quan dan Lu Dongbin bertemu dengannya dan menanyakan apa yang sedang dia lakukan. Dia menjawab bahwa dia sedang belajar Tao. "Apakah itu dan dimanakah itu?", mereka balik bertanya.
Pertama-tama dia menunjuk ke langit dan kemudian ke hatinya.
Han Xiang
 satu dari Delapan Dewa.
Han Xiang atau Xiang Zi, adalah salah Han Xiang lahir pada masa Dinasti Tang, dan memiliki nama

Saturday, December 17, 2011

Sejarah Delapan Dewa Abadi (Ba Xian)

Delapan Dewa Abadi (Ba Xian)





Lü Dong Bin 呂洞賓 

hidup pada masa Dinasti Tang, lebih dikenal sebagai seorang ilmuwan. Hal ini tampak dari penampilannya yang berwibawa dan terpelajar
.
Lü Dong Bin juga sering dipanggil dengan sebutan Shun-yang. Konon diceritakan bahwa saat Lü Dong Bin lahir, tercium harum seisi rumah, juga alunan musik merdu dari langit dan lintas sinar putih yang masuk ke dalam ruangan melalui tirai kamar pada saat ibu-nya tengah melalui masa persalinan
Pada mitos Delapan Dewa, Lü Dong Bin merupakan salah satu dewa yang paling dikenal dalam lingkungan Tao. Tempat-tempat suci sebagai rasa hormat akan Lü Dong Bin banyak ditemui di Cina


Zhang Guo Lao 
 張果老
Adalah Dewa yang tertua dari Delapan Dewa,  hidup dimasa dinasty Tang.
Dia digambarkan selalu naik keledai putih dengan menunggang  menghadap belakang, ia bisa berjalan ribuan  mil perhari, jika keledai tsb tak digunakan maka keledai tsb bisa dilipat dan disimpan.
Biasanya dia hanya makan sedikit dan minum arak sedikit atau pada saat tertentu bisa sekali minum bisa

Sejarah Delapan Dewa Abadi (Ba Xian)

Delapan Dewa Abadi (Ba Xian) 






Zhongli Quan

Friday, December 16, 2011

PENGERTIAN TENTANG TUHAN DALAM PEMUJAAN KELENTENG

PENGERTIAN TENTANG TUHAN DALAM PEMUJAAN KELENTENG

 


Pengertian Tuhan dalam kepercayaan orang Tionghoa sebenarnya juga tidak berbeda dengan agama-agama yang lain, Tuhan dianggap sebagai Pencipta Alam Semesta dan segala isinya. Dalam kepercayaan kalangan rakyat, Tuhan biasanya disebut sebagai “TIAN” (Thian – hokkian) atau “SHANG DI” (Siang Tee – hokkian). Tian  adalah penguasa tertinggi alam semesta ini, sebab itu kedudukanNya berada di tempat yang paling agung. Sedangkan para dewa dan malaikat yang lain adalah para”pembantuNya” dalam menjalankan roda pemerintahan di alam semesta ini, sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Pemujaan Tian dan Shang Di

Secara umum orang beranggapan bahwa Tian dan Shang Di adalah tidak berbeda. Sebetulnya kedua istilah ini memiliki kandungan arti yang tidak sama. Orang Tionghoa umumnya percaya bahwa alam semesta ini selalu terdiri dari dua unsur yaitu Yin dan Yang(Im dan Yang – hokkian). Kepercayaan akan Yin dan Yang ini berlaku untuk semua hal, termasuk kepercayaan akan dunia fana dan alam baka.

Rakyat percaya bahwa pemerintahan kahyangan memiliki struktur yang sama dengan sistem pemerintahan di dunia. Kalau pemerintahan dunia terdiri dari kaisar, perdana menteri, menteri-menteri sipil dan militer, dan lain-lain, maka pemerintahan kahyangan pun dipimpin oleh Shang Di an dibantu para dewa-dewa baik sipil maupun militer untuk mengatur tata tertib di alam semesta ini. Sebab inilah maka para Huang Di (Kaisar) yang di bumi merasa perlu untuk memuja Shang Di (Kaisar yang berkedudukan di atas/kahyangan) untuk mohon perlindungan dan berkah serta petunjuk-petunjuk untuk menjalankan roda pemerintahan di bumi ini agar selalu selaras dengan kehendal Shang Di.

Sebetulnya istilah Tian berarti tempat tinggal Shang Di. Tapi karena kebingungan akan makna dan kekurangan pengetahuan akan bahasa Hua Yu kuno, maka tempat tinggal atau benda milik dari roh suci itu sering kali dipersonifikasikan dan dipuja sebagai pengganti atau pelengkap roh suci itu sendiri.

Pemujaan terhadap Shang Di hanya boleh dilakukan oleh kaisar dan para keluarganya, karena beranggapan bahwa Shang Di adalah leluhur mereka dan memberikan mandat untuk memerintah di bumi ini. Rakyat biasa tidak diperbolehkan untuk memuja Shang Di, karena dengan berbuat begitu, dapat dianggap mendudukkan dirinya sebagai keluarga kaisar, suatu pelanggaran yang diancam dengan hukuman mati. Ketaatan pada kaisar yang menamakan dirinya sebagai wakil Shang Di, dengan menghormat dan mematuhi segala kehendaknya, sudah dianggap sebagai penghormatan dan pemujaan terhadap Shang Di sendiri secara tidak langsung. Jadi pemujaan terhadap Shang Di tidak dapat dilakukan secara resmi dalam suatu upacara seperti yang dilakukan oleh para pejabat kerajaan. Upacara sembahyang kepada Shang Di hanya boleh dilakukan oleh keluarga kerajaan dan dipimpin oleh kaisar sendiri sebagai pendeta agung, dibantu oleh anggota keluarganya dan para petinggi kerajaan yang lain. Pada saat itu rakyat jelata tidak diperkenankan untuk menghadiri ataupun mengadakan sembahyang walaupun di kediamannya sendiri.

Karena Tian yang merupakan kediaman para roh-roh suci kemudian juga dipersonifikasi dan dipuja, maka rakyat jelata yang tidak mempunyai hak untuk memujaShang Di lalu mengalihkan pemujaan kepada Tian. Walaupun kaisar juga memuja Tian, tapi rakyat jelata tidak dilarang untuk memujanya juga. Sembahyang terhadap Tian biasanya dilakukan oleh pihak kerajaan di altar kerajaan yang disebut Tian Tan yang ada di ibukota. Sedang rakyat biasanya mengadakan di rumahnya masing-masing atau di tepi jalan, di depan pintu tanpa upacara macam-macam, cukup dengan sebatang dupa yang disojakan ke arah langit.

Lama-kelamaan, terutama sejak jaman dinasti Song (960 – 1280 Masehi), batasan antara Tian dan Shang Di menjadi kabur. Arti dari kedua istilah itu menjadi tak jelas lagi perbedaannya. Kekaburan-arti ini terus menerus berlangsung sampai sekarang. Apalagi kaisar-kaisar pada dinasti yang kemudian tidak begitu ketat lagi dalam memberlakukan larangan pemujaan Shang Di oleh rakyat. Akibatnya, orang kebanyakan berkata bahwa mereka mengadakan persembahan sederhana kepada Shang Di, pada waktu menyalakan dupa dan lilin. Padahal sebetulnya ia tidak berhak berbuat begitu, walaupun sangat menghormatinya. Ia hanya tahu bahwa Tian adalah Shang Di dan Shang Di adalah Tian.


sumber:  taoindonesia

Thursday, December 15, 2011

Sejarah THIAN SANG SENG BOO (Ma Co Poh ) - 天上聖母

THIAN SANG SENG BOO (Ma Co Poh )  

天上聖母






Tian Shang Sheng Mu ( Thian Siang Sing Bo – Hokkian ) dikenal juga dengan sebutan Ma Zu atau Tian Hou. Tian Shang Sheng Mu adalah seorang wanita yang pernah hidup di daerah Fu Jian, tepatnya di pulau Mei Zhou dekat Pu Tian, namanya Lin Mo Niang ( Lim Bik Nio – Hokkian ). Ayahnya Lin Yuan, pernah menduduki jabatan sebagai “pengurus” di propinsi Fu-Jian. Karena kehidupannya yang sederhana dan gemar berbuat kebaikan, orang menyebutnya sebagai Lin San Ren yang berarti “Lin orang baik”. Mo Niang dilahirkan pada masa pemerintahan kaisar Tai Zu dari Dinasti Song utara, tahun Jian-long pertama, bulan 3 tanggal 23 Imlik ( tahun 960 Masehi ), malam hari. Selama sebulan sejak dilahirkan, ia tidak pernah menangis sama sekali, sebab itulah ayahnya memberi nama “ Mo Niang “ kepadanya. Huruf “ Mo” berarti “diam”.

Sejak kecil Lin Mo Niang ( Lim Bek Nio – Hokkian ) telah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Pada usia 7 tahun ia telah masuk sekolah, dan semua pelajaran yang diterima tidak pernah dilupakan. Kecuali belajar, ia juga tekun sekali bersembahyang. Ia sangat berbakti pada orang tuanya, dan suka menolong tetangga-tetangganya yang sedang dirundung malang. Sebab itu penduduk desa sangat menghormatinya.

Konon Tai Shang Lao Jun memberikan sebuah kitab suci rahasia. Dari kitab itulah kemudian Lin Mo Niang belajar banyak ilmu gaib untuk mengusir roh-roh jahat dan menolong para nelayan yang sedang menghadapi musibah ditengah lautan. Ia faham sekali ilmu falak dan peredaran cuaca, sebab itu ia dapat mendatangkan hujan pada saat kekeringan. Kehidupan ditepi laut menempanya menjadi seorang gadis yang tak gentar menghadapi dahsyatnya gelombang dan angin taufan yang menghantui para pelaut. Kecuali itu, ia dapat juga menyembuhkan orang sakit, kemahirannya dalam pengobatan ini menyebabkan orang-orang desanya menyebutnya sebagai “ ling nu “ , yang berarti “ gadis mukjijat”, “long nu” atau “gadis naga” dan “shen gu” atau” bibi yang sakit”.
Dalam legenda diceritakan, bahwa dalam usia 23 tahun, ia berhasil menaklukkan 2 siluman sakit yang mengausai pegunungan Tao Hua Shan. Kedua siluman itu, yaitu Qian Li Yan yang dapat melihat sejauh ribuan li, dan Sun Feng Er yang dapat mendengar ribuan pal,akhirnya menjadi pengawalnya. Selanjutnya wanita sakit ini banyak membantu rakyat membasmi kejahatan dan menolong kapal-kapal yang diserang badai. Karena perbuatan-perbuatan mulia inilah namanya segera terkenal di seluruh propinsi.

Tuesday, December 13, 2011

Sejarah Ji Long Sin (Erl Lang Shen) 二郎神

Ji Long Sin (Erl Lang Shen) 二郎神

Ji Long Sin (Erl Lang Shen) 二郎神
Ji Long Sin atau Erl Lang Shen dikenal sebagai Dewa Pelindung Kotakota
yang berada di tepi sungai, terkenal memiliki kesaktian yang luar
biasa dalam menghadapi siluman atau roh jahat.
Cerita :
Terdapat beberapa versi cerita mengenai riwayat Ji Long Sin, ada yang
berdasarkan sejarah, ada juga yang berdasarkan novel Hong Sin
ataupun See Yu Ki.
Menurut cerita sejarah, Ji Long adalah putera dari gubernur Sichuan,
pada jaman dinasti Qin (tahun 246 SM – 206 SM), yang bernama Li
Bing. Pada waktu itu, sungai Min Jiang sering meluap dan merusakkan
kota-kota disekitar sungai tersebut. Dalam keadaan yang kacau akibat
bencana alam tersebut, sebagian orang ada yang memanfaatkan
keadaan. Ia berpura-pura menjadi dukun dan mengatakan bahwa
meluapnya air disebabkan Siluman Naga meminta persembahan
seorang puteri untuk dijadikan isteri. Penduduk yang ingin
kesusahannya segera berakhir, mempercayai cerita itu dan tiap tahun
mengadakan upacara persembahan dengan menceburkan seorang gadis
ke sungai Min Jiang. Cerita ini terdengar oleh gubernur Li Bing.
Bersama-sama dengan puteranya Li Ji Long, ia meninjau daerah
bencana dan memikirkan cara penanggulangannya.
Ternyata berdasarakan hasil penyelidikan, meluapnya sungai Min
Jiang disebabkan karena jeleknya sistem pengairan. Li Bing berusaha
menjelaskan kepada penduduk agar bergotong-royong memperbaiki
sistem pengairan, tetapi ditentang oleh para dukun sesat. Akhirnya
secara diam-diam Li Bing menyuruh puteranya, Ji Long, untuk
mencari seekor ular besar dan memeasukkannya dalam karung,
kemudian ditenggelamkan di sungai Min Jiang. Pada saat upacara
persembahan kepada Siluman Naga sedang berlangsung, Li Bing
mengatakan bahwa puteranya akan membunuh sang Siluman. Lalu Ji
Long mencebur ke dalam sungai dan berpura-pura berkelahi dengan
Siluman Naga. Sesaat kemudian ia mengambil bangkai ular yang telah
dipersiapkannya, dan menyeretnya ke tepi sungai. Penduduk menjadi
gempar, tapi Li Bing berhasil meyakinkan bahwa Siluman Naga sudah
tidak akan mengacau lagi, dan rakyat tidak perlu mengorbankan
persembahan lagi. Setelah itu Li Bing mengajak rakyat untuk

Kegiatan Sebahyangan Cap Go

Kegiatan Sebahyangan Cap Go 10/12/2011









Sejarah Hian Thian Siang Tee,玄天上帝

Xuan Tian Shang Di, Hian Thian Siang Tee,玄天上帝








Xuan Tian Shang Di, Hian Thian Siang Tee,玄天上帝
Hian Thian Shang Tee, adalah Sien Bing 神明 yang pemujaannya berdasarkan iman Ru Jiao 儒教(Khonghucu) dan Dao Jiao (Taois)道教; hal ini setidaknya berdasarkan:
a. Ru dan Dao berakar sama dalam keTuhanan, hanya di ‘beda’kan dalam perkara pendekatan & orientasi penjabarannya.

b. Sejarah kedua agama ini berendeng terus bahkan sampai sekarang dan tumbuh di tempat dan kalangan yang sama pula.

c. Saripati makna & semangat imani dalam pemujaannya erat berhubungan dengan keyakinan umat Rao & Dao, hanya dalam ‘cara’ mungkin tak sama.
Karenanya penganut/umat kedua agama ini sama bersembahyang padanya, walau pada kenyataannya menjadi tak terbatas meluas pada siapa saja yang percaya khususnya di masyarakat Tionghoa, tak lagi memandang agama yang mereka anut.
Siapa 玄天上帝/Xuan Tian Shang Di?

Catatan sejarah belum dapat memastikan dalam kebauran yang ada, ini disebabkan utamanya oleh keyakinan & kepercayaan umat, bahwa ‘beliau’ adalah ‘titisan’ Penguasa langit; jadi dari beberapa penitisan tentu ada beberapa orang di jaman berbeda yang menjadi hikayatnya; namun demikian setidaknya (yang tertua) menunjuk sejak zaman Dinasti Zhou (1122- 255 SM) sudah ada pemujaannya.

Dari nama 玄天上帝dapat disiratkan apa & mengapa, tentang siapa 玄天/ Xuan Tian adalah suatu yang bila disirat secara imani bisa mengandung pengertian berikut:
• 玄 Xuan sebagai arti harfiah tentang sesuatu yang misteri & bersifat metafisik, jelas menjurus kepada Tuhan sendiri; ini semakin jelas bila disatukan dengan 天 / Tian dan 上帝 / Shang Di, yang menunjukkan kebajikanNya sebagai Khalik Semesta dan sifatNya sebagai Penguasa Teratas; jadi 玄天上帝 bisa diartikan sebagai Sien Bing yang berhubungan dengan Misteri & Metafisik Khalik Semesta, Tuhan Yang Maha Esa.

• Inilah mengapa keyakinan umat pada ‘titisan’ Penguasa Langit induksi dan dihubungkan dengan Malaikat / He Di 黑帝 & Bei Xing 北星 yang menjadi Pembawa Pesan Ilahi dan Induk konstelasi (Bintang Utara memang menduduki urutan pertama dalam konstelasi dan terangnya menjadi arah kiblat di peta langit). Ingat kelahiran Nabi Khongcu diberitakan oleh Hei Di & Bei Xing juga turunannya nabi-nabi yang selalu ada hubungan dengan Malaikat Hitam & Bintang Utara.

Sejarah SAM KWAN TAY TE / SAM GWAN KONG 三官大帝

SAM KWAN TAY TE / SAM GWAN KONG 三官大帝







SAM KWAN TAY TE / SAM GWAN KONG

Cap Go Me (tanggal 15 bulan 1 Imlek) adalah penutup dalam rangkaian perayaan menyambut Tahun Baru Imlek. Dalam Taoisme perayaan ini disebut Shang Yuan untuk memperingati Se Jit (ulang tahun) salah satu dari San Guan Da Di {Hok Kian = Sam Kwan Tay Te} yaitu Tian Guan. Pada hari ini mereka mengharap berkah dari Tian Guan (Shang Yuan Tian Guan Ci Fu).

Sebutan untuk 三關大帝 San Guan Da Di/ Sam Kwan Tay Te ada bermacam-macam :

Pertama, sebutan 三元 San Yuan / Sam Gwan. Sebutan ini menunjukkan waktu tiga Kaisar Kuno turun ke dunia, yaitu :
1. Cia Gwe Cap Go (tgl 15 bulan 1 Imlek) = Shang Yuan {Hok Kian = Siang Gwan}
2. Cit Gwe Cap Go (tgl 15 bulan 7 Imlek) = Zhong Yuan {Hok Kian = Tiong Gwan}
3. Cap Gwe Cap Go (tgl 15 bulan 10 Imlek) = Xia Yuan {Hok Kian = He Gwan}

Kedua, adalah 三元公 San Yuan Gong {Sam Gwan Kong}. Ini adalah sebutan penuh penghormatan kepada 3 orang Kaisar Kuno yang terkenal yaitu : Kaisar 堯 Yao / Giauw, Kaisar 舜 Shun {Sun}, dan Kaisar 禹 Yu {Ie}.

Kaisar Yao [ 2357 SM ?€“ 2258 SM ] adalah seorang Kaisar yang terkenal karena kesederhanaannya & amat memperhatikan kepentingan rakyat. Konon tempat tinggal beliau bukanlah sebuah istana yang gemerlapan seperti umumnya seorang raja, tetapi beliau lebih menyukai tinggal di sebuah rumah sederhana yang beratap rumbia & tiangnya terdiri dari kayu hutan biasa, tanpa dicat. Makannya adalah beras kasar dengan sayur-sayuran sederhana & minumnya hanyalah dari sumber air di gunung. Pakaian yang dikenakannya hanya terdiri dari kain kasar, bila cuaca dingin ditambah dengan mantel dari kulit rusa.

Jika rakyatnya ada yang tertimpa kelaparan, Kaisar Yao berkata : ?€œAkulah yang

Tuesday, December 6, 2011

Sejarah Thay Siang Lo Kun 太上老君

Sejarah Thay Siang Lo Kun 太上老君





Thay Siang Lo Kun atau Tai Shang Lao Jun dikenal juga dengan nama Maha Dewa Thay Siang, yang diwujudkan dalam diri Li Er alias Li Dan alias Lao Tse (Lao Zi) atau Lo Kun Ya (Lao Jun Ye), pendiri Taoisme.

Lao Tse atau Lao Zi dilahirkan pada tahun 604 SM, dengan nama Lie Djie (Li Er). Konon menurut cerita, sejak dilahirkan memang rambut dan alis Lie Djie sudah putih semua, mirip orang tua. Menurut buku Lao Zi Nei Zhuan (kisah-kisah Lao Zi), disebutkan bahwa Tai Shang Lao Jin menjelma sebagai Li Er, alias Bo Yang atau Zhong Er, berasal dari negeri Zhu. Ibunya menjadi hamil setelah intisari hati matahari yang berupa bintang, masuk ke dalam mulutnya. Kehamilan itu berlangsung selama 72 tahun, dan barulah Li Er dilahirkan di bawah pohon Li, dengan melewati ketiak kiri ibunya. Karena pada waktu lahir ia sudah terlihat tua, maka ia kemudian disebut Lao Tse (Lao Zi - si anak tua). Disebutkan pula bahwa ia bermuka warna emas, dan darahnya berwarna putih. Telinganya berlubang tiga, sehingga ia sering juga disebut dengan nama Lao Dan. Lie Djie tinggal di kota Lo Yang dan setelah dewasa bekerja sebagai pegawai perpustakaan kerajaan. Ia mengarang kitab Tao Te Cing (Dao De Jing), yang berisi 5.000 huruf. Suatu hari, saat ia berniat meninggalkan hidup duniawi dan pergi bertapa. Ia memberikan kitab Tao Te Cing tersebut kepada kawan-kawannya sebagai kenang-kenangan. Kitab Tao Te Cing ini kelak menjadi salah satu kitab suci Taoisme. Loa Tse pergi meninggalkan kota dengan mengendarai seekor kerbau hijau.

Berkat kegigihannya dalam berlatih, Lao Tse akhirnya mencapai kedewaan, dan terkenal sebagai Thay Siang Lo Kun (Maha Dewa Thay Siang). Ia mendapat tugas sebagai pengawas pemerintahan kahyangan.

Friday, December 2, 2011

sejarah 四大天王 Si Twa Thien Ong – Empat Raja Langit

四大天王  Si Twa Thien Ong – Empat Raja Langit







四大天王 Si Da Tian Wang {Hok Kian = Si Twa Thien Ong} adalah Empat Raja Langit, yang terdiri dari :
  1. Nan Fang Zeng Chang Tian Wang 南方增長天王
  2. Xi Fang Guang Mu Tian Wang 西方廣目天王
  3. Bei Fang Duo Wen Tian Wang 北方多聞天王
  4. Dong Fang Che Guo Tian Wang 東方持國天王
Si Twa Thien Ong ini sering disebut juga sebagai 四大金剛 Si Da Jin Gang {Si Twa Kim Kong} yang berarti Empat Prajurit Pengawal Buddha (Sansekerta = Catur Vajra). Si Twa Thien Ong adalah para hulu balang yang menjaga langit. Mereka adalah penguasa benua-benua yang terletak di ke empat mata angin dari Gunung Suci Semeru yang dianggap oleh para umat Buddha sebagai pusat dunia. Mereka juga dianggap bisa melimpahkan berkah kepada siapa saja yang menghormati Tri Ratna Buddha (Tiga Pusaka Buddhisme) yaitu Buddha, Dharma & Sangha.

Menurut Kitab Suci Buddha, mereka berempat adalah pengawal Indra, yang bertugas di luar kahyangan, dan mempunyai wilayah kekuasaan di empat penjuru alam. Nan Fang Zeng Chang Tian Wang (Virudhaka) yang berwajah biru berkuasa di wilayah Selatan. Xi Fang Guang Mu Tian Wang (Virupaksa) yang berwajah merah berkuasa di wilayah Barat. Bei Fang Duo Wen Tian Wang (Dhanada) yang berwajah kuning berkuasa di wilayah Utara. Dong Fang Che Guo Tian Wang (Dhatarastra) yang berwajah putih berkuasa di wilayah Ti

Sejarah Tho Tak Thien Ong 托塔天王

Sejarah Tho Tak Thien Ong – Raja Langit Penyangga Pagoda

 





Dalam kepercayaan di kalangan rakyat Tionghoa, Tho Tak Thien Ong adalah Jendral Langit yang memimpin para perwira langit, pada umumnya menganggap beliau adalah dewa dari Taoisme, namun sebenarnya Tho Tak Thien Ong adalah salah satu dari 四大天王 Si Da Tian Wang {Si Twa Thien Ong = Empat Raja Langit} dalam agama Buddha, yaitu 北方多聞天王 Bei Fang Duo Wen Thian Wang (Raja Langit Utara yang sangat termashur); disebut juga 毗沙門天王 Pi Sha Men Tian Wang.

Pi Sha Men Tian Wang adalah salah satu dari Si Da Tian Wang (Empat Raja Langit), menjadi Dewa Pelindung Dharma & penakluk iblis dalam agama Buddha. Karena beliau menyangga sebuah pagoda Buddha dengan telapak tangannya, sehingga beliau disebut 托塔天王 Tuo Ta Tian Wang {Hok Kian = Tho Tak Thien Ong}, yang berarti Raja Langit Penyangga Pagoda.
Pi Sha Men Tian Wang dihormati secara universal antara lain di India & Tibet. Kadang kala beliau juga dipuja sebagai Dewa Pemenangan Peperangan. Selain itu Pi Sha Men Tian Wang disebut juga sebagai salah satu dari Tujuh Dewa Keberuntungan dalam Buddhisme, karena beliau bisa memberikan berkah rezeki kepada umatnya.

Rupang Dewa Tho Tak Thien Ong pada umumnya berujud Raja dengan kaki menginjak 2 setan, tangan kiri mengangkat sebuah pagoda kecil, & tangan kanan menggenggam sebuah gada mestika. Ujud lainnya dilukiskan dengan tangan yang memegang payung, tikus, ular & naga.
Setelah Tho Tak Thien Ong masuk ke Tiongkok, secara perlahan-lahan figur Buddhisme ini berubah menjadi Tho Tak Thien Ong versi Tionghoa, yaitu 托塔李天王 Tuo Ta Li Tian Wang {Tho Tak Li Thien Ong}. Penambahan marga Li ini karena dikaitkan dengan Li Jing yang berasal dari propinsi Shan Xi, seorang panglima perang terkenal yang sangat berjasa dalam membantu Kaisar Li Shi Min {Lie Se Bin} mendirikan Dinasti Tang.